Apa kabar kayu merah
Gorontalo mendung tiada tara hari ini, hitam, kusut amburadul, serasa ada yang sengaja membuat itu, apa munkin terlalu banyak tangisan di daratan tanah yang masih membuat rusuh berebut tempat di awan seakan tak memberi tempat untuk tangisan lain,hey kalian gundah gulana mmm...(cukup) perkara yang masih candu untuk kalian.anyway bukan perkara itu harunsya dibahas, ini masalah rindu..
Hey kayu merah apa kabar, tak terasa udah seminggu ya, saya tidak berada di zona duper kece kalian, sekarang antena rindu saya manancap mejulang tinggi keatas. Saya rindu kalian yang ada disana, rindu si gunung cetar, rindu mami pipih (penghuni kantor desa), rindu si opa rambut klimiks, rindu sahutan "butahe", rindu anak anak yang jagain saya mandi di sungai kalo jam 8 malam.
Ini bukan efek rindu karna barusan saya membuka folder foto KKLP di laptop tadi, saya rinduuuu kalian setiap saat kok. sengaja saya menulis ini supaya tidak bakal jadi ubur ubur di otak saya.
kamu memang cetar |
Saya yakin temen temen saya lain juga ngerasain hal yang sama, apalagi rindu milu bakar sama tahu dan sayur kangkong buatan Ala mami, aduhhhh *lap iler*, ditambah dengar aksen opa kalo lagi bicara, gabungan aksen gorontalo campuran manchester hihihhhii. serasa semua moment disana punya porsi tempat untuk selalu di ingat, walaupun kelihatan sederhana tapi ngangenin.
Hingga sekarang pun ada perasaan belum rela ninggalin suasana disana, seharusnya waktu sebulan KKLP itu blum cukup, masih ingin senang bisa berlama-lama jelatah disana.Berkebun jagung sama mami papi, berebut senja dengan anak anak, dan alam kayu merah yang begitu syahdu dinikmati. dan itu luar biasa.
home sweet home |
hai senja |
Saya ingat waktu opa berkelakar dan sempat bilang "Tu mulo mpiyohu ito boto desa" ( artinya :hidup yang benar itu ya..di desa) kaget dengar pria tua desa yang punya pemikiran seperti itu, dan itu memang benar, lahh..kita yang disini seakan dituntut ngikutin narasi hidup kota yang terasa menjepit, beda dengan mereka yang ada disana, mereka tau berdiri untuk hidup dan buat itu senang dijalanin walau keadaan mereka seperti itu.
Ini alasan betapa rindu saya untuk kalian..."Kayu merah"
bonus gerard butler |
6 comments
wah, kayaknya harus bikin desa 'berkembang' biar bisa beneran betah tinggal di desa, ya dengan tower pemancar sinyal dan listrik...
Terima kasih atas artikel dan gambar menariknya. Semoga menjadi inspirasi buat kita semuanya. Salam kunjungan dari blog
http://dengandemikian.blogspot.com/
View nya keren :)
itu rumahnya bagus banget, eksotis
indah banget pemandangan nya
alam nya sangat asri
Posting Komentar